Orangtua, Anak Perlu Diberikan Edukasi Seksual dan Reproduksi Sejak Dini

img
Ilustrasi remaja

KOMPAS.com – Orangtua perlu memberikanpendidikan seksual dan reproduksi kepada anak sudah sejak dini. Tanamkan, bahwa ini bukanlah hal yang tabu. Sebab, ini akan menjadi bekal si kecil agar bisa menjaga serta peduli dengan kesehatan seksual dan reproduksinya.

Lagi pula, memberikan edukasi soal itu punya banyak manfaat. Dengan memberikan pengetahuan mengenai seks sejak dini, misalnya, orangtua jadi tak perlu waswas ketika anak beranjak remaja.

Di usia remaja, anak biasanya mencari tahu soal itu sendiri atau bertanya pada teman-temannya. Sementara dengan orangtua, mereka cenderung kurang percaya diri dan tertutup. Jadi, bila dinasihati pun belum tentu mereka akan mendengarkan.

Baca juga: Catat Siklus Menstruasi Tiap Bulan

Meski demikian, memberikan edukasi saat anak berada di usia dini punya tantangan. Orangtua perlu menjelaskan dengan tepat agar mudah dipahami anak.

Berikut panduan pendidikan seksual dan reproduksi sesuai usia anak yang bisa Generasi bersih dan sehat (genbest) terapkan.

Usia 0-2 tahun

Apakah Anda termasuk dalam kategori orangtua yang sering mengganti kata penis menjadi “burung”? Mulai sekarang, hilangkan kebiasaan itu, ya.

Meskipun sederhana, Anda perlu mengenalkan nama yang sesuai. Kenalkan si kecil dengan vagina, penis, atau anus. Cara ini sama pentingnya selayaknya mengenalkan anggota tubuh lainnya pada si kecil.

Baca juga: Tips Berikan Pendidikan Seksual dan Reproduksi Sesuai Usia Anak

Jangan lupa menjelaskan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kemudian, berikan pemahaman bahwa area privat, seperti kelamin, pada tubuh tidak boleh sembarang dipegang atau ditunjukkan pada orang lain.

Usia 3-5 tahun

Pada usia ini, si kecil masih terus perlu dijelaskan soal perbedaan laki-laki dan perempuan. Ia juga mesti diberi pemahaman mengenai bagian-bagian tubuh berdasarkan fungsinya.

Genbest juga harus menanamkan kebiasaan untuk melindungi bagian pribadinya, seperti keluar kamar mandi harus menggunakan handuk.

Pada usia ini, anak mungkin penasaran tentang masalah reproduksi, seperti bagaimana datangnya adik bayi.

Jelaskan secara sederhana, dengan bahasa yang tidak vulgar. Contoh, bagaimana cara bayi dilahirkan? Genbest bisa menjelaskan bahwa ibu melahirkan bayi dari rahim dengan bantuan dokter atau bidan.

Usia 6-8 tahun

Setelah anak masuk usia sekolah dasar (SD), Genbest harus tetap menekankan kepada si kecil tentang pentingnya menjaga area privat dan tidak boleh ada yang menyentuh area itu.

Genbest juga bisa menjelaskan tentang perubahan bentuk tubuh yang akan ia alami saat memasuki masa pubertas supaya si kecil tidak kaget.

Usia 9-12 tahun

Jelaskan lagi tentang perubahan bentuk tubuh pada masa pubertas ini. Contohnya, akan muncul bulu di ketiak dan kelamin, perubahan suara, timbul jerawat, dan munculnya payudara bagi anak perempuan.

Baca juga: Usia Berapa Anak Perempuan Memasuki Usia Pubertas?

Pada usia ini, anak perempuan juga akan mulai mengalami menstruasi pertama, dan mimpi basah pada laki-laki. Jangan panik, jelaskan secara perlahan bahwa fase pubertas ini adalah hal normal.

Usia 12-18 tahun

Memasuki usia remaja, anak tidak hanya mengalami perubahan fisik, tetapi juga perubahan mental.

Ada kalanya anak sedikit malu dan cenderung tertutup. Agar si kecil tetap merasa nyaman, usahakan Genbest selalu menghargai dan menjadi pendengar yang baik.

Di usia ini, mereka umumnya sudah tertarik dengan lawan jenis. Maka dari itu, jelaskan juga batasan dalam hubungan yang penting diperhatikan.

Itulah beberapa panduan mengenalkan pendidikan seksual dan reproduksi sesuai sesuai usia anak. Jangan lupa, dampingi terus si kecil pada setiap tahap tumbuh kembangnya, ya.

 

Penulis : Tim GenBest.id

ARTIKEL TERKAIT
Kunjungi Genbest.id untuk membaca artikel-artikel lain seputar tumbuh kembang anak