7 Cara Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak saat Mpasi agar Terhindar dari Stunting
KOMPAS.com – Anak berusia 1-2 tahun kerap melakukan gerakan tutup mulut (GTM) saat diberikan makanan pendamping air susu ibu (mpasi). Biasanya, masalah GTM ditandai dengan si kecil yang menolak makan saat disuapi makanan.
Adapun penyebabnya berasal dari beragam faktor, mulai dari bosan dengan makanan yang itu-itu saja, anak selalu cari perhatian orang tua, suasana makan yang tidak kondusif, sampai pada si kecil mengalami anemia sehingga tidak nafsu makan.
Baca juga: 3 Masalah Makan pada Anak dan Cara Mengatasinya
Orangtua memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan GTM tersebut. Sebab, bila tidak ditangani secara tepat, anak berpotensi mengalami stunting karena kekurangan asupan nutrisi.
Pada dasarnya, ada beragam cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi masalah GTM. Berikut ulasannya.
1. Punya jadwal makan tetap
Langkah pertama, Anda sebagai orangtua generasi bersih dan sehat (GenBest) bisa menerapkan jadwal makan tetap untuk si kecil. Cobalah untuk membuat jadwal tiga kali makan makanan utama dan dua kali makan snack atau camilan. Patuhi jadwal itu.
Bila anak tidak mau makan makanan yang disajikan, tak usah memaksakannya. Sebaiknya, jangan menawarkan makanan kembali sampai waktu makan utama berikutnya tiba. Anak yang lapar akhirnya akan makan juga.
2. Hindari membuatkan makanan khusus
Saat anak menolak makanan yang disajikan di meja makan, hindari membuatkan makanan kesukaannya karena hal ini malah akan membuat anak jadi pilih-pilih makanan.
Tetapkan peraturan untuk tidak apa-apa bila anak enggan makan, tetapi anak harus tetap duduk di meja makan bersama anggota keluarga yang lain. Di sini, GenBest bisa memberi contoh yang baik dengan menikmati semua makanan yang tersaji, termasuk sayur-sayuran.
3. Mulai dari porsi kecil
Porsi anak balita tidak sebanyak orang dewasa. Jadi, selalu tawarkan dia porsi kecil terlebih dahulu. Cara ini akan membuat anak lebih nyaman karena tidak perlu merasa harus menghabiskan porsi yang terlalu banyak.
4. Berkreasi dengan makanan
Biasanya, anak senang dengan makanan yang berwarna-warni. Jadi, GenBest bisa memanfaatkan warna-warni sayuran untuk dihias dengan bentuk yang menarik.
Baca juga: 7 Makanan Penambah Berat Badan Anak dan Memacu Pertumbuhan
Libatkan anak saat menyiapkan semua itu. Terkadang, upaya ini akan mendorong anak mencicipi makanan yang dibuat. Sekali lagi, tak perlu memaksa. Sebaliknya, beri pujian saat anak mau mencicipi sedikit saja makanan tersebut.
5. Perkenalkan berbagai tekstur dan rasa
Saat si kecil mendapat mpasi, ia akan mengenal tekstur makanan secara bertahap, mulai dari makanan lumat, makanan yang dicincang halus, hingga akhirnya makanan kasar.
Nah, pengenalan tekstur itu tanpa disadari bermanfaat untuk menstimulasi dasar keterampilan makan atau oromotor si kecil. Jangan lupa pula untuk mengenalkan berbagai rasa makanan untuk mencegah anak pilih-pilih makanan.
6. Mengajak si kecil ngobrol
Saat menyuapi si kecil, ajak ia mengobrol. Si kecil mungkin belum dapat berbicara, tetapi stimulasi ini akan mengasah keterampilan berbahasanya.
Gunakan kata-kata yang baik dan benar, seperti mengucapkan “susu” bukan “cucu" atau “makan” bukan “mamam”.
7. Catat perkembangan makan anak
Kalau GenBest khawatir akan pola makan si kecil, coba catat pola makannya sehari-hari. Contoh, anak makan nasi dengan ayam goreng dan sedikit sayur buncis pada hari kemarin.
Catatan tersebut dapat membantu GenBest memantau kebutuhan nutrisi anak di hari berikutnya dan bisa menjadi bahan diskusi dengan dokter kalau memang diperlukan.
Baca juga: Cara Asyik Stimulasi Anak Saat Momen Makan
Itulah tujuh cara yang bisa GenBest lakukan untuk menstimulasi anak agar gemar makan dan terhindar dari risiko stunting. Untuk informasi lain mengenai tumbuh kembang anak, Anda bisa mengunjungi laman https://genbest.id/.
Penulis : Tim GenBest.id