Catat, Langkah-langkah untuk Cegah Stunting pada Anak

img
Bayi yang sedang melewati fase pertumbuhan (Dok. Shutterstock)

KOMPAS.com - Kondisi stunting bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang karena mempunyai efek jangka panjang. Stunting merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki perawakan pendek.

Pada anak yang terkena stunting, daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga rentan terkena penyakit.

Selain mempunyai perawakan pendek, penderita biasanya juga mempunyai masa otot yang lebih kecil. Lebih jauh lagi, stunting juga berdampak pada kemampuan intelektual seseorang.

Mencegah stunting harus mulai dilakukan dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini karena kondisi stunting yang bersifat tidak dapat diubah, terutama setelah anak mencapai usia dua tahun.

Walaupun sekarang sudah ada metode catch-up growth untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan, namun Menurut Food Policy Research Institute, keberhasilan metode ini masih sangat kecil, apalagi tanpa adanya perbaikan dari faktor lingkungan. Oleh karenanya langkah pencegahan adalah solusi terbaik.

Baca juga: Berat Badan Anak Susah Naik, Benarkah Gagal Tumbuh?

Para Generasi bersih dan sehat (genbest) tidak ingin hal tersebut terjadi kepada sang buah hati tercinta bukan? Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting pada 1.000 HPK anak.

1. Pemenuhan gizi calon ibu dan ibu hamil

Pemenuhan gizi calon ibu dan ibu hamil merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya stunting. Ini karena HPK sangat berkaitan dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan.

Pastikan calon ibu atau ibu hamil sehat juga mendapatkan asupan gizi yang cukup. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami stunting.

2. Pemberian ASI eksklusif

Setelah bayi lahir, dua tahun pertama merupakan masa emas tumbuh kembang anak. Oleh karenanya, asupan nutrisi anak perlu dijaga agar tidak mengalami kekurangan gizi.

Para Ibu juga disarankan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) saat bayi lahir yang dilanjutkan dengan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif hingga usia 6 bulan pertama. ASI mengandung gizi mikro dan makro yang terbukti efektif mengurangi risiko stunting.

3. Berikan MPASI saat bayi 6 bulan

Sesudah bayi berusia 6 bulan, para Genbest harus sudah mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Hal ini dikarenakan bayi memerlukan asupan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi agar dapat tumbuh dengan sehat.

Baca juga: Perbedaan antara Gizi Buruk dan Stunting yang Harus GenBest Ketahui

WHO dan UNICEF juga sudah mengeluarkan 7 panduan MPASI yang diperlukan untuk bayi berusia 6-23 bulan.

Tujuh panduan tersebut adalah, serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur, sumber protein lainnya, sayur dan buah terutama yang kaya akan vitamin A.

Sementara untuk frekuensi pemberian MPASI-nya sesuai dengan keadaan Bayi. Untuk Bayi yang diberi ASI untuk umur 6 – 8 bulan diberikan MPASI 2 kali per hari atau lebih, dan yang berumur 9 – 23 bulan diberikan 3 kali per hari.

Selanjutnya, untuk Bayi yang tidak diberikan ASI, pada umur 6 – 23 bulan direkomendasikan agar mengonsumsi MPASI 4 kali per hari atau lebih.

4. Perilaku Hidup Sehat dan Bersih

Sanitasi buruk juga menjadi salah satu indikator yang menyebabkan stunting. Oleh karena itu, mengedukasi anak agar membiasakan hidup bersih dan sehat merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah stunting.

Contohnya seperti, membiasakan sikat gigi sehabis makan, mencuci tangan dengan sabun selama 30 detik, dan mandi sehabis bepergian keluar rumah.

5. Pantau tumbuh kembang anak

Memberikan perhatian lebih pada perkembangan anak juga merupakan tugas Genbest sebagai orangtua. Maka rajinlah membawa anak untuk kontrol kesehatan di dokter ataupun posyandu.

Baca juga: Pentingnya Air Bersih untuk Cegah Stunting

Kontrol rutin dapat membantu memantau tumbuh kembang anak secara detil. Selain itu, jika terdapat beberapa kelainan pada tumbuh kembangnya, bisa diketahui sejak dini sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan lebih cepat.

Seorang anak yang stunting bisa saja tidak terlihat gejalanya. Kebanyakan, dianggap sebagai anak bertubuh pendek seperti biasa.

Nah, dengan rajin kontrol ke dokter atau posyandu, para Genbest akan lebih awas sehingga bisa melakukan pencegahan.

Semoga tips yang diberikan di atas bisa membantu para Genbest agar dapat menjaga si buah hati terhindar dari kondisi stunting.

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Penulis : Tim GenBest.id

ARTIKEL TERKAIT
Kunjungi Genbest.id untuk membaca artikel-artikel lain seputar tumbuh kembang anak