Menjaga Sanitasi Pasca Banjir, Kunci Cegah Stunting Pada Anak

img
ilustrasi rumah yang terkena banjir

KOMPAS.com – Pasca banjir, rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal biasanya menjadi kotor. Padahal, sanitasi yang baik menjadi salah satu langkah pencegahan stunting.

Diare, infeksi saluran pernapasan, hingga penyakit kulit merupakan beberapa contoh gangguan kesehatan yang kerap muncul lantaran buruknya sanitasi akibat banjir.

Kondisi tersebut membahayakan kesehatan anak-anak. Jika si kecil sering sakit, energinya akan banyak digunakan untuk melawan infeksi di dalam tubuh, bukan untuk pertumbuhan. Akibatnya, mereka berisiko mengalami perawakan pendek atau stunting.

Maka dari itu, agar si kecil terhindar dari penyakit, sebagai orangtua Generasi Bersih dan Sehat (genbest) perlu memperhatikan sanitasi tempat tinggal, khususnya setelah banjir.

Saat banjir surut, jangan bawa si kecil kembali ke rumah, melainkan pastikan dulu kondisi tempat tinggal aman untuk didatangi. Tidak ada kabel listrik yang rusak atau saluran gas yang bocor.

Baca juga: Penerapan PHBS di Sekolah Saat Adaptasi Kebiasaan Baru

Apabila listrik rumah dalam kondisi padam, ada baiknya gunakan bantuan lampu senter sebagai sumber cahaya. Penggunaan lilin dapat memicu kebakaran jika nantinya terdapat kebocoran gas.

Jika listrik mati lebih dari empat jam selama banjir, bersihkan kulkas dan sebaiknya buang bahan-bahan makanan yang mudah rusak, seperti daging atau ikan. Bila dibiarkan, khawatir makanan lain akan terkontaminasi bakteri dan kuman, sehingga menimbulkan diare saat Genbest mengonsumsinya.

Kemudian cek kondisi atap dengan teliti. Bila ada titik-titik air, ini artinya telah terjadi kerusakan. Untuk membetulkannya, Genbest bisa menggunakan jasa tenaga ahli atu mengatasinya sendiri.

Selanjutnya, Genbest bisa melakukan beberapa tips berikut untuk menjaga sanitasi rumah usai banjir.

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Jamban di Indonesia, Mana yang Lebih Sehat?

Buka jendela

Pasca banjir, otomatis rumah menjadi lembap. Kondisi ini menyebabkan mudahnya kuman, bakteri, dan jamur tumbuh.

Solusinya, segera buka jendela agar sirkulasi udara kembali normal. Genbest bisa memanfaatkan kipas angin untuk membantu melancarkan aliran udara dalam rumah.

Selain itu, jangan lupa maksimalkan pencahayaan dalam ruangan sehingga lembap akibat banjir dapat segera teratasi.

Cek saluran air

Cek kembali saluran air di rumah dan pastikan alirannya lancar. Bersihkan juga air-air yang terdapat dalam penampungan, seperti ember atau bak mandi untuk mencegah nyamuk penyebab penyakit demam berdarah (DBD) dan malaria berkembang biak, atau penyakit bawaan dari kotoran hewan liar.

Baca juga: Cara Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak

Bersihkan kamar mandi

Kondisi kamar mandi yang lembap juga menjadi salah satu tempat favorit kuman dan bakteri tumbuh. Setidaknya ada lebih dari 50 ribu bakteri di kamar mandi.

Hal ini karena kuman dan bakteri suka tempat yang lembab. Maka dari itu, bersihkan segera kamar mandi secara menyeluruh, mulai dari lantai, kloset, wastafel, shower, dan sebagainya. 

Jangan lupa gunakan pelindung diri

Saat hendak membersihkan rumah pasca banjir, sebaiknya gunakan pakaian tertutup, seperti celana panjang, baju berlengan serupa, sepatu boots, dan sarung tangan karet guna melindungi diri dari kontaminasi kuman, jamur, dan cairan pembersih berbahan kimia.

Gunakan juga masker dan kacamata untuk melindungi mata dan sistem pernafasan. Usai membersihkan rumah, cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir.

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Penulis : Tim GenBest.id

ARTIKEL TERKAIT
img

Lagi Pandemi, Masih Perlukah Imunisasi Dasar Anak Dilakukan?

Kompas.com
img

Bayi Mogok Minum ASI? Yuk Cari Tahu Penyebab dan Solusinya

Kompas.com
img

Panduan Pemberian MPASI untuk Bayi yang Punya Alergi

Kompas.com
Kunjungi Genbest.id untuk membaca artikel-artikel lain seputar tumbuh kembang anak